Totok Suharto

Totok Suharto

Selasa, 07 Agustus 2012

Masuk Sastra Indonesia

       Anakku masuk Fakultas Sastra dan Seni UNS, sebagai orang tua kami mendukung tetapi jujur saya katakan ada yang tidak pas dengan pilihannya. Selain anak yang satu ini dulu getol  milih program IPA di SMAnya, juga menurut pantauan di rumah dia kurang menyukai bacaan-bacaan yang berbau sastra terlihat beberapa buku sastra yang ada di rumah kurang disentuhnya atau bila boleh dibilang tidak pernah dijamahnya kecuali jika ada tugas-tugas pelajaran Bahasa Indonesia di sekolahnya. 
       Hidup memang sebuah pilihan begitu kata orang bijak. anakku juga memilih jurusan yang dikehendaki. Setelah gagal ikut penjaringan jalur Undangan, daftar (kebidanan) STIKES Semarang,  ikut SNMPTN IPC; psikologi UGM dan UNS serta Sastra Nusantara. Pilihan sastra menurut saya, adalah reprentasi dari keinginannya masuk ISI Jogja. Ha ha ha...anakku ingin masuk ISI jurusan teater, sebagai bapak apalagi penyuka seni teater rasanya ada yang ganjil dengan pilihannya. Kelas X SMA ikut ekstra teater, lalu apa betul dia ada bakat di teater. saya meragukannya...ini datanya dari pelatih dan gurunya SMA keikutannya di teater tidak serius.
       Dulu keinginannya kuliah di kedokteran. karena penghasilan kami sebagai guru tidaklah bisa menjamin keberlangsungan studinya saya memberikan jawaban, setuju tapi jalur beasiswa. Setelah di kelas XII dia ingin kuliah psikolagi, saya pun setuju.Kebidanan, juga setuju. Tanpa ragu kami mendukung kedua pilihannya. Kemungkinan cita-citanya ingin berbagi pada sesama. Bukankah psikologi atau bidan adalah bagian karier yang berhubungan dengan kemanusian.
       Keinginan mulia untuk membantu sesama manusia kandas pada 6 Juli 2012 lalu.Ketika panitia SNMPTN memberi motivasi agar tidak putus asa dan tetap semangat. Baginya dunia terasa jungkir balik dan kejam. kami orang tuanya tidak tega melihat kegagalan anak kami itu.Melalui berbagai motivasi, ikutlah jalur swadana UNS. Masukan-masukan yang realistis dengan pertimbangan nilai-nilai SMAnya (bagaimana anak sekolah mendapatkan nilai sekarang ini?) Kami ragu nilai ujian SNMPTN bisa menembus jalur ini dengan prodi yang sama walaupun nilai UN SMA rata-rata 9,0. Dengan pertimbangan data jumlah mahasiswa yang akan diterima, dipilihlah Teknologi Pangan, Pendidikan Luar Biasa, dan Sastra Indonesia. Maksud hati memberikan masukan agar memilih kependidikan setidak-tidaknya besok bisa menjadi guru. yah gagal lagi keinginan orang tua memiliki anak kuliah di Fakultas Kependidikan. Dulu kakaknya tidak berminat, dan kami lagi-lagi tak ada upaya memaksa harus mengikuti keinginan orang tua dalam studi karena mereka yang menjalani, dan mereka yang memiliki masa depan.
       Pilihan masuk Sastra Indonesia sudah dikabulkan Allah SWT. semoga pilahannya tepat, dan bapak/ibu tidak ragu lagi. Hal ini harus dibuktikan dengan hasil studi. Mahasiswa Sastra harus banyak membaca, menelaah teks-teks sastra, dengan banyak membaca semua lebih mudah dicapai.Membaca membuka cakrawala. Ayo anakku pasti bisa... kamu bisa menolong sesama meski tidak melalui medika, karena Sastra Indonesia akan lebih berkembang jika ada sentuhan tangan humanis, tangan yang cinta hidup dan kehidupan sesama. Sastra juga bisa mengabadikan pada kemanusian, karena dengan satra memperindah budi manusia. Tentang besok anak-anak akan jadi apa, sudah kami serahkan pada mereka. Tentu jadilah manusia berbudaya, pembangun jiwa dan kemanusian...
kerja kantoran seperti katamu...jadilah orang kantoran yang memanusiakan sesama
kerja lapangan...??? jadilah orang yang paham akar manusia
kerja apa saja...yang penting tidak memakan  hak sesama
lalu....jadilah manusia berbudaya!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar