PENGGAMBARAN TOKOH
DALAM CERITA FIKSI
Karya Tulis
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas
Siswa kelas IX SMP 2 Kudus
Tahun Pelajaran 2014/2015
LOGO
SEKOLAH
Oleh :
Nama : Widuro
NIS : 12916
Kelas : IX Z
PEMERINTAHKABUPATEN
KUDUS
DINAS PENDIDIKAN
SMP 2 KUDUS
2020
i
_____________________________________________________________________________
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“…sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan.”
(QS. Al. Insyirah : 5)
“…maka bertanyalah kepada orang
yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An Nahl : 43)
“sesuatu yang indah pasti ada (diakhir)”
Persembahan
‘tuk Ibu dan Bapak tercinta,
kakakku tersayang,
sekolah kebanggaanku, serta
bumi jaya Indonesiaku.
ii
__________________________________________________________________________________
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia dan
hidayah-Nya sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan harapan dapat
memberi sesuatu yang bermanfaat bagi pembaca. Karya tulis ini dibuat dengan
maksud untuk memenuhi tugas siswa kelas IX SMP 2 Kudus tahun pelajaran 2014/2015.
Karya tulis ini tidak akan terwujud
apabila tidak ada dukungan dan dorongan dari banyak pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kepala SMP 2 Kudus.
2. Guru Pembimbing, yang dengan sabar
membimbing kami
3. Segenap Dewan Guru SMP 2 Kudus.
4. Kedua Orang Tua yang tak pernah henti
memberikan dorongan, dukungan, dan bantuan serta doa.
5.
Para
sahabat yang selalu memberi inspirasi hingga terwujudnya karya tulis ini.
6.
Dan
berbagai pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan.
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca dan
Bapak/Ibu Guru demi tersempurnanya karya tulis ini.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca sekalian.
Kudus, April 2015
Penulis
iii
___________________________________________________________________________
DAFTAR
ISI
Halaman Judul......................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................ii
Halaman Pengesahan........................................................iii
Daftar Isi..................................................................................iv
Bab I Pendahuluan..............................................................1
A. Latar
Belakang....................................................................1
B.
Tujuan
Penelitian………………………………………….1
C.
Rumusan
Masalah...............................................................1
D. Pembatasan Masalah............................................................2
E. Sistematika Penulisan.............................................................2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Tokoh..................................................................3
B. Jenis
Tokoh………………………..……………………….3
C. Teknik Penggambaran Tokoh.................................................3
C. Cara
Penggambaran Tokoh……..…………………………..4
Bab III Penutup
A. Simpulan................................................................................6
B. Saran......................................................................................6
Daftar Pustaka
iv
__________________________________________________________________________________
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebuah cerita
akan lebih hidup dengan hadirnya tokoh-tokoh rekaan. Penulis cerita rekaan atau
fiksi memiliki banyak cara menggambarkan tokoh-tokohnya.
Menganalisis karya fiksi merupakan salah
satu cara untuk memahami dengan jelas apa yang terkandung di dalam karya itu
sendiri. Karena bagaimanapun juga, karya fiksi merupakan proses pemikiran
seorang pengarang yang belum tentu dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca
apa maksud yang disampaikannya. Dengan menganalis, penokohan yang ditujukan
dari pengarang kepada pembaca dapat diketahui bagaimana tokoh ditampilkan oleh
pengarang Untuk menghindari pembahasan supaya tidak melebar, oleh karenanya
pembahasan kali ini hanya dibatasi perihal penokohan di dalam suatu karya
fiksi. Penokohan merupakan salah satu cara yang digunakan pengarang untuk memberi
kesan menarik pada karyanya. Oleh karena itu, penulis memilih untuk dibahas
dalam karya tulis ini..
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat ditentukan rumusan
masalah karaya tulis ini sebagai berikut
- Bagaimana cara
pengarang menampilkan tokoh di dalam cerita rekaannya ?
- Bagaimana
pengarang memberikan contoh tokoh-tokohnya dalam cerita rekaannya?
C. Tujuan Penulisan
- Untuk
memenuhi tugas Kelas IX
- Untuk
mengetahui cara-cara pengarang membuat tokoh-tokohnya
- Untuk
mengetahui contoh tokoh-tokohnya dalam cerita rekaannya
D. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini,
penulis memberi batasan pada objek yang akan dibahas, yaitu penokohan cerita
rekaan atau cerita fiksi. Dengan maksud agar terfokus pada satu objek saja dan
lebih detail
1
_____________________________________________________________________________
E.
Manfaat Penulisan
Melaui karya tulis ini,
diharapkan dapat memberi manfaat kepada pembaca mengenai penokohan dalam cerita
reakaan
F.
Metode Penulisan
Menggunakan metode penulisan
studi pustaka atau metode deskriptif. Dengan maksud memaparkan data yang sudah
ada yang diperoleh dari buku-buku, koran, internet dan sumber-sumber lain yang
berkaitan dengan masalah penulisan dan diolah sesuai kebutuhan.
G.
Sistematika Penulisan.
Agar pembahasan karya tulis lebih
runtut dan mudah dipahami, maka sistematika penulisan karya tulis ini dibuat
sebagai berikut :
Bab I adalah PENDAHULUAN yang terdiri
dari tujuh subbab, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, pembatasan masalah, manfaat penulisan, metode penulisan
, dan sistematiaka penulisan.
Bab II berisi tentang PEMBAHASAN yang terdiri dari
pengertian penokohan, jenis-jenis penokohan dan contoh-contoh penokohan dalam
cerita rekaan
Bab III terdiri dari PENUTUP yang berisi simpulan dan
saran.
2
________________________________________________________________________________
Bab II
Pembahasan
A.
Pengertian
Tokoh
Tokoh merupakan
pelaku yang diyakini sebagai orang atau hewan yang ada dalam cerita atau dunia
nyata. Tokoh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) ...4 Sas pemegang
peran (peran utama) di roman atau drama. Sedangkan Burhan (2000) menjelaskan
istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Sedangkan penokohan adalah
pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah
cerita.
B.
Jenis Tokoh
a.
Tokoh
Utama dan Tokoh Tambahan
Tokoh utama merupakan tokoh yang diutamakan penceritaannya. Merupakah tokoh
yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang
dikenai kejadian.Tokoh tambahan mrupakan tokoh yang dihadirkan sebagai lawan tokoh
utama, kadang tokoh ini menjadi tokoh tambahan yang utama
b.
Tokoh
Protagonis dan Tokoh Antagonis
Tokoh protagonis menurut Burhan (2000) adalah tokoh yang dikagumi- yang
salah satunya secara populer disebut hero. Merupakan pengejawantahan
norma-norma, nilai-nilai yang ideal. Sedangkan tokoh antagonis adalah yang
penyebab terjadinya konflik. Tokoh yang selalu menjalankan segala keburukan
perilaku dan penyimpangan moral atau amoral.
C. Teknik Penggambaran Tokoh
a. Teknik langsung
Pada teknik ini pengarang secara
langsung dan tersurat dalam novel menyampaikan perwatakan pelaku.
b. b. Teknik tak langsung
Pada
teknik ini pengarang melukiskan perwatakan tokoh melalui beberapa pelukisan
fisik, reaksi tokoh lain, reaksi tokoh terhadap masalah, dan lain-lain.
3
_____________________________________________________________________________
D.
Cara Penggambaran Tokoh
a.
Metode Dramatis
Penggambaran tokoh dijelaskan tidak secara langsung dari pengarang, melainkan dengan cara berbicara tokoh itu sendiri, perbuatannya, pemikiran tokoh lain yang bersangkutan, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui potongan cerita di bawah ini:
Penggambaran tokoh dijelaskan tidak secara langsung dari pengarang, melainkan dengan cara berbicara tokoh itu sendiri, perbuatannya, pemikiran tokoh lain yang bersangkutan, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui potongan cerita di bawah ini:
Jimbron yang tambun dan invalid—kakinya panjang sebelah—terengah-engah di belakangku. Wajahnya pias. Dahinya yang kukuh basah oleh keringat, berkilat-kilat. Di sampingnya, Arai, biang keladi seluruh kejadian ini, lebih menyedihkan. Sudah dua kali ia muntah. Ia lebih menyedihkan dari si invalid itu. Dalam situasi apapun, Arai selalu menyedihkan. ………………………………………………………………………………………………………………….
(Andrea Hirata. Sang Pemimpi. Hlm. 2)
Pengarang berusaha menggambarkan tokoh
lain dalam cerita melalui tokoh “Aku”. Sangat jelas disebutkan bahwa keadaan
fisik salah satu temannya—Jimbrong—tidak sepertihalnya orang normal. Salah satu
kakinya melebihi panjang kakinya yang lain. Selain itu, ia juga menjelaskan
watak tokoh lainnya—Arai. Ia bisa menyimpulkan bahwa temannya yang ini selalu
terlihat selalu tegang dan ketakutan ketika dalam keadaan tersudutkan.
Dibuktikan melelui tindakannya yang muntah ketika dalam keadaan tersudutkan.
b.
Metode Diskursif
Penggambaran tokoh diskursif artinya
penggambaran tokoh dijelaskan secara langsung oleh pengarang. Dengan cara
menyebutkan ciri-cirinya, sifat-sifatnya, status, dan sebagainya, tanpa melibatkan
tokoh lain. Seperti yang terdapat pada kutipan Novel Sekali Peristiwa Di Banten selatan:
Dua orang pemikul singkong, yang hendak menuju ke tempak truk-truk dari kota memunggah singkong, muncul dari tikungan jalan. Bawaannya begitu beratnya sehingga pikulan mereka Nampak melengkung. Kedua-duanya bercelana hitam sedikit di bawah lutut. Mengikatkan sarung pada pinggang masing-masing dan bertopi capio, sedang pada pinggang mereka tersandang kasang dari bambu anyaman.
(hlm. 12)
4
_________________________________________________________________________
c.
Metode Campuran
Artinya penggambaran tokoh menggunakan dua cara sekaligus, secara langsung dari
Artinya penggambaran tokoh menggunakan dua cara sekaligus, secara langsung dari
pengarang
itu sendiri ataupun melalui tokoh lain. Hal tersebut bisa dicermati pada
kutipan
di bawah ini:
… Mbok Ralem keluar sambil membopong anaknya yang pucat dan batuk. Perempuan itu terkejut melihat siapa yang datang. Darah lenyap dari wajahnya, bibirnya bergetar. Pambudi duduk di balai-balai bambu.
“Mob Ralem, kau tak perlu takut seperti itu.”
“Anu, anu… anu, Nak.”
“Anu apa, Mbok?”
“Aku takut kau membawa perintah dari Lurah untuk menghukumku. Kemarin dulu sebelum aku meninggalkan Balai Desa kudengar Pak Lurah marah-marah. Pastilah gara-gara aku, bukan?”
(Ahmad Tohari. Di Bawa Kaki Bukit Cibalak. Hlm. 29)
Dari kutipan di atas penulis bisa
melihat bagaimana pengarang menggunakan kedua metode dalam menggambarkan
tokohnya. Metode yang pertama yaitu, Metode Diskursif. Hal tersebut dapat
diketahui melalui potongan cerita langsung dari pengarang, “Perempuan itu
terkejut melihat siapa yang datang. Darah lenyap dari wajahnya, bibirnya
bergetar”, yang menunjukan keadaan Mbok Ralem yang takut akan kedatangan
Pambudi. Keadaan tersebut diperkuat dengan dialog yang terjadi antara Pambudi
dan Mbok Ralem sendiri yang menyatakan kalau Mbok Ralem sedang ketakutan.
Artinya, pengarang merasa kurang puas ketika hanya menggambarkan kondisi tokoh
di dalam ceritanya melalui tuturannya secara langsung. Pengarang mencoba
menyakinkan bagaimana keadaan tokoh dalam ceritanya dengan menggunakan
pandangan atau pemikiran tokoh lain dalam cerita tersebut.
5
__________________________________________________________________________________
Bab III
Penutup
A.
Simpulan
Sebuah
fiksi ada tokoh utama dan tokoh
tambahan. Kedua tokoh ini kehadirannya sangat berarti dalam sebuah cerita.
Dalam cerita rekaan atau fiksi juga tokoh protagonis dan antagonis. Meskipun tokoh
antagonis adalah tokoh jahat kehadirannya harus ada dalam sebuah cerita fiksi
karena kehadirannya mengandung konflik.
Teknik
kehadiran tokoh ada beberapa cara di antaranya cara dramatis atau secara tidak
langsung, diskursif atau penggambaran secara langsung juga dengan teknik
campuran keduanya.
Sebuah cerita dapat dikatakan bagus jika
tokoh-tokoh ada antagonis dan protagonis untuk itu sebagai pembaca karya sastra
atau cerita fiksi harus bisa dan lebih cerdas dalam menyikapi tokoh antagonis. Sebagai
pembaca karya-karya rekaan harus belajar dari sifat-sifat tokoh, yang baik
dapat digunakan sebagai contoh untuk dianut dan yang jelek (antagonis)
digunakan sebagai contoh untuk dihindari, dari sinilah pembaca dapat belajar
nilai-nilai kehidupan moral dari tokoh-tokoh cerita rekaan.
B. Saran
~Belajarlah dari sifat-sifat tokoh dari karya sastra
~Sifat-sifat protagonis dapat sebagai acuan dalam menapak kehidupan yang lebih baik
~Sifat-sifat Antogonis harus dihindari karena dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.
B. Saran
~Belajarlah dari sifat-sifat tokoh dari karya sastra
~Sifat-sifat protagonis dapat sebagai acuan dalam menapak kehidupan yang lebih baik
~Sifat-sifat Antogonis harus dihindari karena dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.
6
______________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
Hirata, Andrea. 2008. Sang Pemimpi. Jakarta: Bentang.
Nurgiantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Toer, Pramoedya Ananta. 2009. Sekali Peristiwa Di Banten Selatan. Jakarta: Lentera Dipantara
Tohari, Ahmad. 2005. Di Kaki Bukit Cibalak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
http://www.bukupr.com/2012/02/karakterisasi-tokoh-dan-penokohan-dalam.html diunduh pada
Rabu, 19 Desember 2012 pukul 19.30 WIB