Totok Suharto

Totok Suharto

Sabtu, 04 Agustus 2012

Ibu

Jumat pahing ibu terbaring
dalam bulan cuci 1433 hijriah hari ketujuh
beribu langkah mengiring tanpa air mata
karena kami lebih iklas daripada lihat tubuh renta lara
karena kami tak bisa menggantikan yang kau rasa
tidurmu damai bibirmu bertelaga cinta
meyakinkan kami pergimu dalam suka
di pagi itu


ibu ketika badanmu masih lemah dulu
kau minta ini dan itu...
kadang kau tersenyum sebagai tanda setuju
kadang kami tak mampu berbuat apa yang jadi keinginanmu
karena kami anak-anakmu tak tahu apa yang ibu mau
kita saling diam karena kami diam-diam mengunduh air mata
dan lalu ibu menerima...seperti terpaksa

ikhtiar dan doa kami, anakmu setiap habis sembahyang
ibu tersenyum dengar kami membaca kalam tuhan
indah tersunging bibirmu dan teduh wajahmu membayang
matahari belum tinggi saat ibu pergi
tanpa bisik tanda pamit atau minta sangu
karena kami yakin engkau mempersiapkan bekal
untuk menghadap sang khalikmu
dan kami bangga jadi anakmu

di sini tanah mengunduk basah bertabur bunga neka warna
kami putra-putrimu tak lepas bibir bergetar menahan duka
karena kami sadar kurang berbakti
karena kami sadar belum mampu penuhi hasrat hati
karena kami sadar tak mampu penuhi janji
tapi di pusara ini kami yakin ibu memaafkan kami

di sini di lembar sajadah kami menengadah
di antara butir-butir tasbih namau kusebut lirih
di antara bulir-bulir doa kami mintakan jalan buatmu
bersatu dalam cinta abadi bersama bapak
di taman fidausi yang maha firdaus
karena kalian pantas di sana
karena kalian iklas mengajari kami menuju pada-Nya

ibu maafkan kami
selamat jalan....ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar