Seharusnya Kereta Datang Siang
panas gesekan baja kereta dan gerutu penumpang
kereta datang terlambat satu jam
perut kereta fajar utama melahirkan penumpang
kala matahari jakarta yang garang berangsur diam
peron gagu menerima
sapa dan keramahan palsu
stasiun senin malu
menunggu datangku?
kereta fajar utama datang terlambat lebih satu jam
masinis, dan kondektur apa lagi pemangku stasiun
tak sedikit pun menyesal keterlambatan
mereka tak peduli
dan kereta selalu telat
jika datang tepat bukan KAI
buat apa mencantumkan durasi perjalanan di teket kereta?
buat apa menuliskan jam kedatangan kereta?
bila tidak bisa menjadi lebih berbudaya
Totok Suharto
Sabtu, 05 Juli 2014
Jumat, 30 Mei 2014
Aku Kamu dan Kita
Aku Kamu dan Kita
jika malam tak ada bintang akulah yang akan bersinar
jika malam tak ada rembulan akulah yang akan meneduhkan
kehangatanku menggantikan pijar mentari
senyumanku meruntuhkan cadas hatimu
kesabaranku melesapkan keangkuhanmu
karena aku adalah dirimu berbungkus diriku
karena aku, kamu dan kita adalah satu
Kudus, 30 Mei 2014
jika malam tak ada bintang akulah yang akan bersinar
jika malam tak ada rembulan akulah yang akan meneduhkan
kehangatanku menggantikan pijar mentari
senyumanku meruntuhkan cadas hatimu
kesabaranku melesapkan keangkuhanmu
karena aku adalah dirimu berbungkus diriku
karena aku, kamu dan kita adalah satu
Kudus, 30 Mei 2014
Senin, 12 Mei 2014
Puisi yang Perlu Direnungkan
by Khalil Gibran
Anakmu bukan milikmu.
Mereka putra putri sang Hidup yang rindu pada diri sendiri,
Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau,
Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu.
Berikan mereka kasih sayangmu,
tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu,
Sebab mereka ada alam pikiran tersendiri.
Patut kau berikan rumah untuk raganya,
Tapi tidak untuk jiwanya,
Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi sekalipun dalam mimpi.
Kau boleh berusaha menyerupai mereka,
Namun jangan membuat mereka menyerupaimu
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
Pun tidak tenggelam di masa lampau.
Kaulah busur,
dan anak-anakmulah Anak panah yang meluncur.
Sang Pemanah Maha Tahu sasaran bidikan keabadian.
Dia merentangmu dengan kekuasaan-Nya,
Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
Sebagaimana pula dikasihiNya busur yang mantap.
Mereka putra putri sang Hidup yang rindu pada diri sendiri,
Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau,
Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu.
Berikan mereka kasih sayangmu,
tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu,
Sebab mereka ada alam pikiran tersendiri.
Patut kau berikan rumah untuk raganya,
Tapi tidak untuk jiwanya,
Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi sekalipun dalam mimpi.
Kau boleh berusaha menyerupai mereka,
Namun jangan membuat mereka menyerupaimu
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
Pun tidak tenggelam di masa lampau.
Kaulah busur,
dan anak-anakmulah Anak panah yang meluncur.
Sang Pemanah Maha Tahu sasaran bidikan keabadian.
Dia merentangmu dengan kekuasaan-Nya,
Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
Sebagaimana pula dikasihiNya busur yang mantap.
Senin, 17 Maret 2014
Puisi-puisi jelang pemilu
Rindu pohon
Dari jendela kelas kulihat
pohon reklame menyubur
Melambai tapi tak mampu
melindungi seekor emprit pun
daunnya meranggas memanas di
dahan nan keras
lalu kemana kerimbunan di
sudut tempat mainku ?
jika ranting-ranting
berkalung kepongahan baliho iklan
melawan slogan pemilu
dulu di sana nyanyian
anak-anak merdu terdengar
dulu sebaris pepohon pinisium
meneduhkan
lalu kemana pula nyanyian
burung-burung itu?
Jika kepongahan gambar-gambar
caleg mengganti dedaunanmu
Di sana dulu daun kering
berjatuhan
Di rambut anak-anak saat berbaris
Kini semua tak lagi ada
Kemana pohonku ?
di sana ada suara pohon
mengaduh
Tak ada yang peduli, semua
jadi tuli
Jerit pohon dipaku
untuk wajah-wajah bersenyum palsu, penjual
mimpi di dewan legalisasi
Bisakah penyalur aspirasi
Jika baru mulai sudah melukai...
siang di SMP 2 Kudus,
25 Februari 2014
Puisi untuk anakku
( caleg )
Anakku
Langit masih merah di timur
Lembar lontar belum banyak terbuka
Pena mereka masih belum menggores
Dunia menganga dan
Dunia menangis di sana
Butuh tangan mungilmu
rangkullah mereka
Tidak saat jelang pemilu kau butuhkan
orang tuanya lumbung suara memenangimu
yang kelak menghantarmu ke meja kerja berwibawa
jangan dia terlupa di buku agenda
bawa dia dalam saku jas
karena mereka juga anak-anakmu
'tuk mantan siswa yang nyaleg
Mlati Kidul, 1 Maret 2014
Anak yang bertanya
Bapak…
di jalan ada merah
ada biru, hijau, kuning, orange
ada warna yang sama pada bendera
mereka berpropaganda berteriak-berteriak
tuk mengajak khalayak agar kelak
diperjuangkan kebebasan
tidak bayar bila berobat
tidak bayar bila sekolah
mereka
itu siapa?
yang berani berjanji memikirkan kita
Ibu …
Kenapa aku tak didaftar pemilih pada pemilu nanti?
Agar
ada yang memberiku uang jajan saat serangan fajar
di bulan April tanggal sembilan
Kenapa aku tak diajak kepesta di lapangan?
Yang kata orang mereka berkampanye
Agar aku belajar perbedaan atau menyamakan idiologi
demokrasi
demokrasi
Agar
memahami mereka yang belum tentu
bersura
Karena aku tahu, dia hanya berhura-hura
bila saatnya tiba dia tak akan memberikan
suara
Karena mereka hanya butuh uang semata
Kudus, 16 Maret 2014
Minggu, 16 Maret 2014
dalam puisi aku
dalam puisi aku
dalam puisi aku
menemukan diriku
tercabik diantara kata
berserakan diantara frasa
mencari makna
dalam puisi
kutemukan senyummu
memberi semangat berlipat
menorehkan kata
dalam puisi aku
percaya dirimu...
kudus,16 Maret 2014
dalam puisi aku
menemukan diriku
tercabik diantara kata
berserakan diantara frasa
mencari makna
dalam puisi
kutemukan senyummu
memberi semangat berlipat
menorehkan kata
dalam puisi aku
percaya dirimu...
kudus,16 Maret 2014
Sabtu, 15 Maret 2014
Parijoto si cantik dari Muria
PARIJOTO TANAMAN BERKHASIAT
DARI GUNUNG MURIA
Kingdom : Plantae
(tumbuhan)
Subkingdom :Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta
(menghasilkan biji)
Divisio :Magnoliophyta
(berbunga)
Kelas :Magnoliopsida
(berkeping
dua/dikotil)
Sub-kelas :Rosidae
Ordo :Myrtales
Familia :Melastomataceae
Genus :Medinella
Spesies :Medinella speciosa L.
Ciri fisik :
Merupakan tanaman perdu, tegak, tinggi 1-2 meter, berdaun tunggal panjang 10-20 cm.
Ekologi dan penyebaran :
Merupakan tumbuhan liar di lereng-lereng gunung atau di hutan-hutan dan kadang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Tumbuh baik pada tanah yang berhumus tinggi dan lembab, pada ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan November-Januari dan waktu panen yang tepat bulan Maret-Mei.
Selain di lereng Gunung Muria parijoto juga terdapatdi lereng Ungaran,di daerah dataran tinggi Dieng yaitu di daerah Gunung Perahu, Pegunungan Pakuwojo,dan Pegunungan Nganjir
Bagian yang digunakan :
Daun dan buah dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.
Khasiat
dan kegunaan:
Obat
sariawan : buah parijoto segar sebanyak 5 gr dicuci bersih
kemudian ditumbuk halus dan dilarutkan dalam 100ml air matang. Gunakan untuk
berkumur-kumur, sisanya bisa diminum.
Obat
diare : daun parijoto segar sebanyak 20 gr dicuci bersih,
direbus dengan 400ml air sampai mendidih selama 15 menit kemudian disaring.
Setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.
Pengin
punya anak cantik/tampan ? Tidak ada salahnya kalau anda mencoba buah parijoto
dari Gunung Muria.
Parijoto membuat anak lahir cantik
Parijoto membuat anak lahir cantik
Kalo kita berwisata ke Gunung Muria akan kita temukan sesuatu yang unik disana. Akan banyak kita jumpai pedagang yang menawarkan buah yang tidak terdapat ditempat lain yaitu parijoto. Parijoto merupakan tanaman perdu dengan tinggi sekitar 1-2 meter, berdaun tunggal berbentuk lonjong dengan panjang 10-20 cm, bisa juga dijadikan tanaman bunga karena mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan khusus.
Tanaman
ini tumbuh di wilayah pegunungan dengan ketingian 800 – 2300 m dari
pemukaan laut serta memiliki kelembaban udara dan tanah berhumus tinggi. Nama
latinnya adalah “Medinella speciosa L.” Dikalangan
masyarakat pedesaan (terutama yang berada di wilayah dataran tinggi), Parijoto
terkenal akan manfaatnya yang sangat beragam. Selain ampuh sebagai obat
sariawan, tanaman ini juga terbukti mampu menanggulangi penyakit diare dan
sangat dianjurkan bagi ibu hamil.
Dari hasil uji ilmiah ternyata buah parijoto memiliki kandungan bahan kimia saponin, kardenolin dan flavonoid sedangkan daunnya mengandung tanin. Dengan unsur-unsur senyawa yang terdapat di dalamnya, buah parijoto memang sangat baik jika dikonsumsi oleh ibu hamil. Flavanoid sendiri merupakan senyawa yang dapat mencegah timbulnya penyakit kanker.
Dari hasil uji ilmiah ternyata buah parijoto memiliki kandungan bahan kimia saponin, kardenolin dan flavonoid sedangkan daunnya mengandung tanin. Dengan unsur-unsur senyawa yang terdapat di dalamnya, buah parijoto memang sangat baik jika dikonsumsi oleh ibu hamil. Flavanoid sendiri merupakan senyawa yang dapat mencegah timbulnya penyakit kanker.
Parijoto yang masih
muda buahnya berwarna merah muda, sedangkan kalau sudah tua/masak
akan berwarna ungu kemerahan. Buah parijoto rasanya agak sepet, bisa dimakan
langsung atau dirujak untuk mengurangi rasa sepetnya.
Bagi ibu-ibu yang
sedang hamil buah ini dipercayai bisa membuat bayi yang dilahirkan
nantinya akan memiliki paras yang rupawan karena itu buah ini banyak dicari.
Hal ini bermula dari suatu cerita bahwa pada zaman dulu ada seorang ibu muda
yang sedang hamil datang ke Sunan Muria. Ia meminta agar bayi yang
dikandungnya bila lahir kelak diberi kesehatan dan keselamatan serta mempunyai
paras yang cantik/elok atau tampan. Sunan Muria kemudian memetik buah parijoto
yang banyak terdapat di lereng Gunung Muria dan memberikannya kepada ibu
muda yang sedang hamil tersebut. Selang beberapa waktu ibu muda tersebut
melahirkan bayi yang sangat rupawan. Hingga akhirnya berita tentang buah
parijoto yang berasal dari Gunung Muria berkhasiat untuk ibu hamil pun menyebar
luas dan dipercaya hingga sekarang.
Parijoto biasanya mulai berbuah antara bulan Maret hingga Mei. Satu tangkai kecil Parijoto biasa dijual seharga Rp 5.000 , kalau setangkai agak besar harganya Rp 10.000 , sedangkan satu ikatnya seharga Rp. 20.000,- terang Muti’ah pedagang asal Desa Japan yang sudah berjualan selama lebih dari sepuluh tahun dan biasa buka dari jam 08.30 - 17.00 sore. Ini tergantung juga dengan kepandaian kita dalam menawar.
Parijoto biasanya mulai berbuah antara bulan Maret hingga Mei. Satu tangkai kecil Parijoto biasa dijual seharga Rp 5.000 , kalau setangkai agak besar harganya Rp 10.000 , sedangkan satu ikatnya seharga Rp. 20.000,- terang Muti’ah pedagang asal Desa Japan yang sudah berjualan selama lebih dari sepuluh tahun dan biasa buka dari jam 08.30 - 17.00 sore. Ini tergantung juga dengan kepandaian kita dalam menawar.
Sumber:
1.
http://larazwaty.blogspot.com/p/kota-kudus.html
2. http://muriastudies.umk.ac.id/?page_id=468
Langganan:
Postingan (Atom)