Totok Suharto

Totok Suharto

Senin, 17 Maret 2014

Puisi-puisi jelang pemilu




Rindu pohon
Dari jendela kelas kulihat pohon reklame menyubur
Melambai tapi tak mampu melindungi seekor emprit pun
daunnya meranggas memanas di dahan nan keras
lalu kemana kerimbunan di sudut tempat mainku ?
jika ranting-ranting berkalung kepongahan baliho iklan
melawan slogan pemilu

dulu di sana nyanyian anak-anak  merdu terdengar
dulu sebaris pepohon pinisium meneduhkan
lalu kemana pula nyanyian burung-burung itu?
Jika kepongahan gambar-gambar caleg mengganti dedaunanmu

Di sana dulu daun kering berjatuhan
Di rambut anak-anak  saat berbaris
Kini semua tak lagi ada
Kemana pohonku ?

di sana ada suara pohon mengaduh
Tak ada yang peduli, semua jadi tuli
Jerit pohon dipaku
untuk wajah-wajah  bersenyum palsu, penjual mimpi di dewan legalisasi
Bisakah penyalur aspirasi
Jika baru mulai sudah melukai...
                                                                siang di SMP 2 Kudus,
                                                                         25 Februari 2014


Puisi untuk anakku
( caleg )

Anakku
Langit masih merah di timur
Lembar lontar belum  banyak terbuka
Pena mereka masih belum menggores
Dunia menganga dan
Dunia menangis di sana
Butuh tangan mungilmu 
   butuh cinta dan senyummu 
   rangkullah mereka
Tidak  saat jelang pemilu kau butuhkan
orang tuanya lumbung suara memenangimu
yang kelak menghantarmu ke meja kerja berwibawa
jangan dia terlupa di buku agenda
bawa  dia dalam saku jas
karena mereka juga anak-anakmu

                                                                                     'tuk mantan siswa yang nyaleg
                                                                                              Mlati Kidul, 1 Maret 2014

Anak yang bertanya

Bapak…
di jalan ada merah
ada biru, hijau, kuning, orange
ada warna yang sama pada bendera
mereka berpropaganda berteriak-berteriak
tuk mengajak khalayak agar kelak
diperjuangkan kebebasan
tidak bayar bila berobat
tidak bayar bila sekolah
mereka  itu siapa? 
yang berani berjanji memikirkan kita

Ibu …
Kenapa aku tak didaftar  pemilih pada pemilu nanti?
Agar  ada yang memberiku uang jajan saat serangan fajar
di bulan April tanggal sembilan
Kenapa aku tak diajak kepesta di lapangan?
Yang kata orang mereka berkampanye
Agar aku belajar perbedaan atau menyamakan idiologi 
demokrasi
Agar  memahami  mereka yang belum tentu bersura
Karena aku tahu, dia hanya berhura-hura
bila  saatnya tiba dia tak akan memberikan suara
Karena  mereka hanya butuh uang semata

                                                                        Kudus, 16 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar