mencintaimu
Ikhlas mencintaimu
seperti lebah memberi madu tanpa minta ditunjukan tempat taman bunga
seperti debu ditiup angin tanpa dia memberi tahu membuatnya tiada
seperti air mengalir ke sungai tanpa bertanya kemana dia bermuara
seperti hujan membasahi bumi tanpa takut kehabisan awan
seperti debu ditiup angin tanpa dia memberi tahu membuatnya tiada
seperti air mengalir ke sungai tanpa bertanya kemana dia bermuara
seperti hujan membasahi bumi tanpa takut kehabisan awan
ikhlas mencintaimu
seperti
matahari memberi kehangatan tanpa memintamu memijarkan apinya
seperti
ombak bergulung tanpa menghitung gelombang
seperti
udara yang terhirup tanpa membuatmu berhutang
seperti
tanah yang terinjak tanpa teriak kesakitan
sunyi daun
daun-daun
luruh
melesap meninggalkan luka
sendiri
di bumi menunggu mati
burung-burung pleci
dengan sisa kegagahan dikibaskannya sayap
dalam
satu gerakan isyarat berberharap cinta
sejati
sang
pleci tak cukup sekali gacor bernyanyi
dituntaskan
persenggamaan nyayi suci sang istri
dalam
malam birahi berselimut wajah lain
nan
semu
dari
dahan matanya melihat sarangnya tak lagi indah
didekati
burung pleci penggugah gairah
didengar
kicaunya sebuah lagu surgawi
merdu
merayu dalam kasmaran hati
matanya
garang dia terbang pergi
tak
dihiraukan tembang sang istri
dengan
sisa keindahan bulu dikibaskannya sayap
dalam
erotik gerak bulu yang mulai memutih
ngidang
memuncak birahi tanpa letih
dipuaskan
nafsu yang membuncah
dengan
rakus melahap. tak perduli
sesama
pleci satu birahi
dari
dahan dilihatnya senja makin mengembang
pleci
sang petualang terbang pulang kekandang
ditemukan
istri terinveksi, mati
menghadap
pada yang menjadikannya dia ada
tak
ada sisa-sisa cinta
sang
pleci disergap pilu dan sunyi
Cerita tentang burung
Senja di barat masih merah
Di dahan nan anggun lagu damai terdengar mengalun
Hidup rukun dalam sarang
yang dibangun bertahun
Bersama anak istri
tericinta
Senja di barat masih merah
Di dahan lain burung
jantan berceloteh gagah
Dengan sisa-sisa
kewibawaan dikibaskan sayap yang mulai kelabu
Dengan Bulu-bulu yang tak
lagi berwarna jelaga
ditinggalkan cerita cinta berbalur semu
lalu, terbang melintas
kesejatian
Senja di barat masih merah
Dari dahan nan indah
ditinggalkan cinta berbingkai semu
Dari dahan nan indah nyanyi anak istri terdengar tak lagi merdu
Ditutup rapat kedua
kuping, mereka tetap terbang melayang
membalut dosa di sisa
keperkasaan
Senja di barat masih merah
Di dahan belantara entah
berantah
Tak seorang pun tahu
Istrinya tak tahu
Anaknya tak tahu
Sahabatnya juga tak tahu
mereka pun tak tahu
ada cinta yang keliru
Senja di barat masih merah
Sekawan burung terbang
pulang kekandang
Setelah lelah mengumpulkan
bekal menghadap ilahi
di dahan masih ada sisa-sisa
cinta
matanya ragu disergap pilu