Rindu pohon
Dari jendela kelas kulihat
pohon reklame menyubur
Melambai tapi tak mampu
melindungi seekor emprit pun
daunnya meranggas memanas di
dahan nan keras
lalu kemana kerimbunan di
sudut tempat mainku ?
jika ranting-ranting
berkalung kepongahan baliho iklan
melawan slogan pemilu
dulu di sana nyanyian
anak-anak merdu terdengar
dulu sebaris pepohon pinisium
meneduhkan
lalu kemana pula nyanyian
burung-burung itu?
Jika kepongahan gambar-gambar
caleg mengganti dedaunanmu
Di sana dulu daun kering
berjatuhan
Di rambut anak-anak saat berbaris
Kini semua tak lagi ada
Kemana pohonku ?
di sana ada suara pohon
mengaduh
Tak ada yang peduli, semua
jadi tuli
Jerit pohon dipaku
untuk wajah-wajah bersenyum palsu, penjual
mimpi di dewan legalisasi
Bisakah penyalur aspirasi
Jika baru mulai sudah melukai...
siang di SMP 2 Kudus,
25 Februari 2014
Puisi untuk anakku
( caleg )
Anakku
Langit masih merah di timur
Lembar lontar belum banyak terbuka
Pena mereka masih belum menggores
Dunia menganga dan
Dunia menangis di sana
Butuh tangan mungilmu
rangkullah mereka
Tidak saat jelang pemilu kau butuhkan
orang tuanya lumbung suara memenangimu
yang kelak menghantarmu ke meja kerja berwibawa
jangan dia terlupa di buku agenda
bawa dia dalam saku jas
karena mereka juga anak-anakmu
'tuk mantan siswa yang nyaleg
Mlati Kidul, 1 Maret 2014
Anak yang bertanya
Bapak…
di jalan ada merah
ada biru, hijau, kuning, orange
ada warna yang sama pada bendera
mereka berpropaganda berteriak-berteriak
tuk mengajak khalayak agar kelak
diperjuangkan kebebasan
tidak bayar bila berobat
tidak bayar bila sekolah
mereka
itu siapa?
yang berani berjanji memikirkan kita
Ibu …
Kenapa aku tak didaftar pemilih pada pemilu nanti?
Agar
ada yang memberiku uang jajan saat serangan fajar
di bulan April tanggal sembilan
Kenapa aku tak diajak kepesta di lapangan?
Yang kata orang mereka berkampanye
Agar aku belajar perbedaan atau menyamakan idiologi
demokrasi
demokrasi
Agar
memahami mereka yang belum tentu
bersura
Karena aku tahu, dia hanya berhura-hura
bila saatnya tiba dia tak akan memberikan
suara
Karena mereka hanya butuh uang semata
Kudus, 16 Maret 2014